0

"Kapan menikah ?" huh, itu adalah pertanyaan teror bagi lajang dan membuat gelisah sumpah, saat kita menghadiri acara perikahan teman atau kerabat atau mungkin kumpul-kumpul dengan keluarga, pasti adasaja yang bilang "Kapan nikah ?" dan kalianpun langsung diam.

 Kata Charles Darwin, daripada kita galau oleh pertanyaan itu, Darwin menuangkan keresahannya dalam buku bertajuk This Is the Question.

 Buku itu merupakan himpunan dari catatan kecil Darwin sejak tahun 1837 hingga 1838. Dalam catatanya, Darwin menganalisis apakah dirinya siap untuk menikah. Dengan pola berpikirnya yang khas, ia membuat dua kolom berjudul "Menikah" dan "Tidak Menikah".

Dalam kolom "Menikah", ia menulis berbagai alasan positif. Misalnya punya rumah dan mempunyai orang yang bisa mengurus dirinya, bergurau bersama perempuan yang diacintai selama hidupnya.

Sedangkan di kolom "Tidak Menikah", ia menulis beberapa alasan negatif, seperti pergi kesana-kemari, tidak dipaksa menemui kerabat dan terhindar dari banyak hal sederhana lainnya.

Setelah banyak sekali alasan, akhirnya Darwin meminang kekasihnya Emma Wedgwood pada 29 Januari 1839.

Menurut seorang peneliti, cara Darwin itu efektif membantu otak menyusun segala informasi penting dalam menentukan sebuah pilihan, cara ini disebut pemetaan.

Menurut Lehrer metode ini tidak tepat menentukan emosional. Buktinya Darwin tetap membutuhkan banyak waktu untuk mengambil suatu keputusan.

Ketika seseorang tergila-gila terhadap sesuatu, otot OFC (orbitofrontal cortex) akan menegang. Bagian otak inilah yang akan mengintegrasikan emosi mendalam dengan proses pengambiilan keputusan.

Tentunya seseorang harus memahai terlebih dahulu emosi yag ia rasakan. Dalam tahapan inilah banyak orang yang terbentur dan akhirnya akan terkurung diruangan yang sama, yaitu terkurung dalam keraguan. Hal itu juga dirasakan oleh Darwin.

Di saat seperti itu, otak kerap kali terdistraksi. Hal ini dapat dijelaskan melalui salah satu penelitian dari Kanada.

 Dalam studi tersebut, sekelompok pemuda yang belum lulus disuruh berjalan di atas jembatan kayu dengan lilitan kabel di North Vancouver. Setelah itu datanglah seorang gadis yang menghampirinya dan bertanya apakah pemuda itu siap untuk mengikuti survei. Jika iya gadis tersebut langsung meminta sang pemuda itu untuk menelponnya untuk penjelasan lebih lanjut.

Variabel pembeda terletak pada waktu sang gadis menghampiri masing-masing pria. Beberapa pria dihardik saat sedang menyeberang, sementara yang lain dihampiri ketika sudah sampai di seberang. 

 Para pria yang dihampiri sebelum menyebrang, kebanyakan tidak langsung menelpon gadis itu, menunggu keesokan harinya. Para peneliti mengaitkan, hal ini dengan kesalahan identifikasi gejala-gejala ketakutan pada tubuh. Mereka berpikir mereka sudah terpukat, tapi mereka masih takut.

Jadi pada akhirnya, jawaban yang paling tepat untuk pertanyaan teror ini adalah : SAAT SUDAH BERANI.

Post a Comment

 
Top