Mendengar kata Tangkuban Perahu, hal pertama yang terlintas pasti wisata di Bandung, Jawa Barat, yang berasosiasi dengan legenda Sangkuryang. Tapi, ternyata tangkuban perahu tidak hanya ada di negeri sendiri, di Negeri Paman Sam, tepatnya di Silicon Valley, California terdapat struktur yang mirip gunung legendaris tersebut.
Bahkan 'Tangkuban Perahu' tersebut menjadi salah satu landmark California. Melansir laman Amusing Planet, struktur itu merupakan sisa-sisa hangar besar yang dulu dinamai Hangar One. Lokasinya berada di Lapangan Udara Moffet di Santa Clara, sebelah selatan Teluk San Francisco. Bangunan setinggi 60 meter itu berbentuk layaknya sebuah perahu raksasa terbalik, yang sekaligus merujuk pada namanya yang unik.
Hangar One dibangun pada tahun 1933 sebagai rumah kapal 'USS Macon', yakni zepellin atau balon terbang helium terbesar yag pernah dibuat oleh Amerika Serikat. Oleh sebab itu, wajar jika Hangar One dibuat hampir dua kali ukuran balon terbang tersebut.
Uniknya, Hangar One tidak didesain oleh AS melainkan insinyur penerbagan asal Jerman, DR Karl Arnstein, yang dibantu tim arsitek dari Cleveland. Di tahun 30an, Hangar One menjadi salah satu bangunan paling progresif karena pembangunannya tidak menggunakan tiang pancang. Seluruh struktur masif itu bertumpu pada rangka baja dibuat berbentuk kurva tebalik.
Hangar One berdimensi panjang 345 meter, lebar 94 meter dan tinggi 60 meter.Dulu terdapat pintru baja seberat 180 metrik ton yang dioperasikan dengan mesin bertenaga 150 tenaga kuda. Sayangnya hangar masih tersebut tidak lama digunakan. Alasannya, USS Macon dinyatakan hilang pada 1935, hanya dua tahun setelah resmi beroperasi.
Hilangnya USS Macon juga menjadi akhir cerita bagi Hangar One.
Garasi pesawat raksasa itu pernah digunakan sebagai tempat penyimpanan bagi pesawat-pesawat kecil, sebelum kemudian pihak militer udara AS menyumbangkan Hangar One kepada NASA. Sayangnya, saat pemeriksaan, NASA menemukan kebocoran bahan kimia beracun dari struktur tersebut dan memerintahkan Hangar One untuk ditutup di awal tahun 2000.
Pemerintah dan warga setempat sempat meributkan soal penggunaan Hangar One. Usulan yang masuk beragam, mulai dari penghancuran hingga penggunaan kembali. Pada 2011, Google pernah mengusulkan diri guna merenovasi hangar jumbo tersebut sebagai ‘lapangan parkir’ bagi jet pribadi perusahaan. Namun, proposal tersebut ditolak NASA. Tapi, tiga tahun setelahnya, tepatnya pada 2014, Google, melalui anak perusahaannya, Planetary Ventures, berhasil melakukan kontrak kerjasama dengan NASA untuk menyewa Hangar One selama 60 tahun sebagai fasilitas riset pengembangan teknologi baru di bidang eksplorasi luar angkasa serta robot.
Garasi pesawat raksasa itu pernah digunakan sebagai tempat penyimpanan bagi pesawat-pesawat kecil, sebelum kemudian pihak militer udara AS menyumbangkan Hangar One kepada NASA. Sayangnya, saat pemeriksaan, NASA menemukan kebocoran bahan kimia beracun dari struktur tersebut dan memerintahkan Hangar One untuk ditutup di awal tahun 2000.
Pemerintah dan warga setempat sempat meributkan soal penggunaan Hangar One. Usulan yang masuk beragam, mulai dari penghancuran hingga penggunaan kembali. Pada 2011, Google pernah mengusulkan diri guna merenovasi hangar jumbo tersebut sebagai ‘lapangan parkir’ bagi jet pribadi perusahaan. Namun, proposal tersebut ditolak NASA. Tapi, tiga tahun setelahnya, tepatnya pada 2014, Google, melalui anak perusahaannya, Planetary Ventures, berhasil melakukan kontrak kerjasama dengan NASA untuk menyewa Hangar One selama 60 tahun sebagai fasilitas riset pengembangan teknologi baru di bidang eksplorasi luar angkasa serta robot.
Post a Comment