0

Anak muda yang memiliki keinginan atau kebutuhan untuk online atau aktif di media sosialnya, remaja yang sering online lebih mungkin berisiko mengalami depresi, cemas dan kurang tidur.

Para profesor dari Universitas Glasgow, menanyakan kepada 460 anak-anak yang berusia dari 11 sampai 17 tahun mengenai penggunaan media sosial, khususnya pada malam hari, serta mengukur kualitas tidur serta rasa percaya diri mereka.

Hasil dari penelitian menunjukkan, bahwa keinginan anak-anak muda untuk online membuat mereka lebih mudah letih, dan juga cemas ketika mereka memaksa dirinya untuk mengikuti apa yang sedang ramai di internet.

Salah satu peneliti, mendeskripsikan bagaimana anak muda dapat berapa dalam periode kerentanan atas timbulnya depresi dan kecemasan, beserta kurangnya kualitas tidur mereka.

Bukti ini mendukung adanya hubungan antara penggunaan media sosial dan kesejahteraan anak remaja. Namun, penyebab dari masalah ini belum jelas.

Dilansir dari Times of India, penelitian lainnya juga menunjukkan adanya hubungan antara media sosial di internet dengan pengaruh buruk terhadap anak muda. National Citizen Service (NCS) bertanya kepada 1.000 anak muda terkait penggunaan media sosial mereka.

Hasilnya, 88% dari anak berumur 12 sampai 18 tahun telah merasakan stres pada satu tahun terakhir, dengan alasan ingin terlihat baik di media sosial, ingin 'ngetop' di sekolah dan juga ingin mencari pacar.

Dalam dua pertiga kasus ini, NCS mengatakan bahwa hal ini telah memberikan dampak buruk seperti insomnia, gangguan makan dan depresi.

Post a Comment

 
Top