Banyak orang, terutama pekerja kantoran, akan lebih memilih membeli makanan di luar alias jajan di tempat makan atau restoran kesukaan. Namun dalam sebuah hasil studi terbaru di Amerika Serikat, jajan di luar memiliki keterkaitan dengan penyakit diabetes.
Di Amerika Serikat sendiri, sebanyak 30 juta jiwa atau 9% populasi negara, memiliki penyakit diabetes yang sebagian besar merupakan diabetes tipe-2. Penyakit jenis ini, terjadi ketika tubuh tak dapat lagi menangani kelebihan gula yang masuk melalui makanan.
Penelitian ini menggunakan data dari Nurses Health Study dan Health Professionals Follow-Up Study yang menanyakan 99 ribu pria dan wanita tentang kebiasaan makan siang dan malam mereka selama lebih dari 3 dekade. Berdasarkan hasil survei tersebut, orang yang dua kali masak makanan sendiri di rumah setiap harinya memiliki peluang 13% risiko lebih rendah terkena diabetes dibanding orang yang kurang dari 6 kali makan masakan rumah.
Masih dalam laporan tersebut, diketahui orang-orang yang makan masaka rumah memiliki kenaikan berat bedan lebih rendah dibandingkan yang makan di luar. Terdapat kemungkinan pula orang yang memasak sendiri mengonsumsi soda lebih sedikit, dan juga memiliki resistensi insulin serta diabetes lebih rendah.
Menurut pemaparan Zong, memasak makanan di rumah dapat menghindari banyak bahan olahan dan lemak tidak sehat yang biasanya terdapat pada restoran. Sehingga mengonsumsi makanan buatan sendiri dapat menjadi langkah pertama dalam menurunkan risiko diabetes.
Namun apabila kesibukan menjadi kendalam dalam membuat makanan sendiri di rumah, Zong menyarankan untuk tidak memilih makanan cepat saji. Zong pun mengakui bahwa industri makanan harusnya ikut bertanggung jawab bukan hanya menyediakan makanan yang lezat tapi juga sehat. Meski makan makanan rumah terbukti lebih sehat, tapi bukan berarti seseorang dapat makan sesuka hati.
Bila ibu Anda benar-benar memasak seperti ibu saya, Anda harus benar-benar memperhatikan jumlah makanan, agar tetap seimbang.
Post a Comment