Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) menjelaskan bahwa objek misterius yang jatuh di hutan perbatasan Kabupaten Rejanglebong dan Kepahiang Provinsi Bengkulu pada Senin malam (26/10) adalah meteorit.
Kepala Lapan, Thomas Djamaluddin mengatakan pihaknya telah mendapatkan laporan masyarakat setempat soal dentuman meteorit tersebut.
Sampah atau puing antariksa itu biasanya sudah terdeteksi, apalagi yang berpotensi menuju Bumi. Namun dalam kasus ini, itu bukanlah sampah antariksa.
Meteorit itu diduga ukurannya kecil, yaitu sekitar 1 meter atau bahkan kurang.
Mengutip dari laman CNN. "Kalau ukurannya kecil, ya hanya hasilkan gelombang tanpa bikin kejut
yang menggetarkan kaca dan lainnya. Beda halnya jika ukurannya raksasa,
sangat mungkin ciptakan gelombang besar."
Perlu diketahui meteor dan meteorit adalah dua haln berbeda. Meteor adalah bebatuan antariksa yang menyerupai bola api nan bercahaya, dimana ia akan terbakar jika masuk atmosfer Bumi. Kalau Meteorit adalah sisaan dari pembakaran meteor, itulah yang dinamakan meteorit.
Meteorit memang biasanya masih berbentuk batu-batu kecil. Namun sangat mungkin juga ukurannya masih mencapai belasan meter apabila si meteornya juga raksasa.
Thomas menambakan, secara tafsiran setiap harinya 25 ribu ton batuan raksasa masuk ke Bumi, termasuk meteor. Jika ukurannya kecil maka besar kemungkinan saat ia terbakan di atmosfer Bumi, Maka tidak akan menyisahkan puing atau meteorit.
Sedangkan untuk meteor besar yang masuk ke Bumi dan terbakar, biasanya cenderung akan pecah atau hancur.
Lapan memastikan meteorit ini tidak berbahaya karena tidak ada kandungan kimia dan radiasi yang dibawa dari antariksa.
Post a Comment