Pakar astronomi dari Institut Teknologi Sepuluh
Nopember (ITS) Surabaya Bintoro Anang Subagyo mengungkapkan beberapa
cara aman untuk melihat gerhana matahari pada 9 Maret 2016.
"Gerhana
matahari merupakan fenomena langka yang sangat baik untuk disaksikan,
karena hal itu akan merangsang pola berpikir ilmiah dan meningkatkan
rasa keingintahuan mengenai fenomena alam," katanya di Surabaya.
Dosen Fisika FMIPA ITS itu menjelaskan gerhana matahari sebenarnya
hampir setiap tahun terjadi, tapi tidak terjadi di tempat yang sama,
seperti pada Agustus 2017 akan terjadi GMT di wilayah Amerika Utara.
"Mungkin
Indonesia akan mengalami GMT lagi sekitar 30 tahun ke depan, namun
tidak menutup kemungkinan adanya gerhana matahari parsial, cincin, dan
sebagainya," katanya.
Namun, momen yang sangat langka disikapi orang tua dengan melarang
anaknya keluar rumah, karena dikhawatirkan berdampak pada kebutaan,
seperti pernah dialaminya semasa kecil.
Pria paruh baya yang
berencana mengamati GMT di Ternate bersama belasan rekan dosen Fisika
ITS itu mengatakan adalah suatu kesalahan apabila masyarakat masih
mengikuti tradisi zaman dahulu.
"Itu ketika mendengar ada
gerhana, maka respons yang ada ialah larangan keluar rumah karena takut
akan mengalami kebutaan. Sebenarnya jika kita melakukan dengan cara yang
benar tidak jadi masalah," katanya.
Menurut dia, cara yang benar untuk melihat GMT adalah butuh alat yang tidak mahal untuk melihat gerhana matahari dengan aman.
"Kita bisa membuat pinhole, menggunakan kedok las, atau membeli kacamata
khusus gerhana. Harganya saya rasa tidak mahal sekitar
Rp30.000-Rp50.000," ujarnya.
Ia memberikan arahan lagi bahwa
pinhole bisa dibuat dengan memberikan lubang kecil pada kertas karton
atau kardus yang ditempeli aluminium foil.
"Lubang tersebut berfungsi menangkap sinar matahari untuk kemudian diproyeksikan pada kertas putih untuk pengamatan," katanya.
Menurut
dia, hal yang membahayakan adalah menatap secara langsung proses
gerhana matahari total tersebut. "Kalau saat matahari tertutup total
tidak masalah, tapi kalau matahari muncul kembali dengan intensitas
cahaya yang tinggi dan pupil mata kita tidak siap, itu yang bahaya,"
katanya.
AKIBAT TERBURUK MELIHAT GERHANA MATAHARI DNEGNA CARA YANG SALAH ADALAH KEBUTAAN-Bintoro Anang Subagyo.
Hal yang juga berbahaya adalah melihat dengan hanya menggunakan kacamata
hitam biasa. "Meski terkadang kita bisa melihat matahari secara
langsung dengan kacamata hitam, namun pupil kita belum bisa beradaptasi
sempurna untuk gerhana matahari," katanya.
Ia menyatakan alat bantu pengelihatan yang baik adalah yang mampu mereduksi cahaya hingga 100.000 kali. Kacamata hitam tidak mampu mereduksi sebanyak itu.
Ia menyatakan alat bantu pengelihatan yang baik adalah yang mampu mereduksi cahaya hingga 100.000 kali. Kacamata hitam tidak mampu mereduksi sebanyak itu.
Namun, terkadang pengelihatan juga menjadi kabur. Uniknya, gangguan
pengelihatan ini tidak terjadi secara langsung setelah melihat gerhana,
namun bisa terjadi berhari-hari hingga berminggu-minggu setelahnya.
GMT akan melewati beberapa lokasi di Indonesia, diantaranya Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara. Untuk kota Surabaya hanya dapat menyaksikan gerhana matahari sebagian.
Untuk wilayah Surabaya, gerhana matahari dapat disaksikan sekitar pukul 06.21-08.39 WIB. "Namun, yang tertutup di Surabaya hanya 83 persen. Meski begitu, kita bisa mengambil hikmah yang mendalam dari kejadian alam itu," katanya.
GMT akan melewati beberapa lokasi di Indonesia, diantaranya Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara. Untuk kota Surabaya hanya dapat menyaksikan gerhana matahari sebagian.
Untuk wilayah Surabaya, gerhana matahari dapat disaksikan sekitar pukul 06.21-08.39 WIB. "Namun, yang tertutup di Surabaya hanya 83 persen. Meski begitu, kita bisa mengambil hikmah yang mendalam dari kejadian alam itu," katanya.
Post a Comment