Baru-baru ini ilmuwan menemukan suatu materi yang tidak lazim pada permukaan planet kerdil bernama Ceres. Materi tersebut terlihat memancarkan warna biru yang terang yang berkilauan dan begitu kontras dibadingkan permukaan lain di planet itu. Terus sebenarnya, apakah cahaya biru tersebut?
Banyak hiputesis yang muncul, mulai dari kemungkinan air yang membeku menjadi es sampai dugaan adanya kumpulan makhluk hidup yang 'mengeluarkan cahaya sendiri'.
Namun ternyata, materi biru yang terdapat di kawab Occator ini adalah garam yang mendendap dan mengkristal. Tim ilmuwan belum berhasil mengidentifikasi secara tepat terkait kandungan garam yang terdapat pada planet ini.
Mengutip dari National Geographic, ilmuwan menduga materi ini merupakan kristal garam yang mengandung amonia.
“Ketika es berubah uap air di saat suhu menghangat, materi ini mungkin
tertinggal dan mengendap di dasar kawah dan membentuk kristal garam,”
ungkap Andreas Nathues dari Solar System Research Max Planck Institute.
Titik-titik biru yang terlihat ini adalah sisa-sisa dari proses sublimasi air es yang mengendap di dasar kawah terbesar pada planet Ceres.
Imuwan menemukan setidaknya ada 130 titik di mana terdapat materi biru
berkilauan pada dasar kawah terbesar di permukaan planet yang memiliki
diameter 950 km dan berat 0,00015 kali lebih ringan dari Bumi. Materi
biru yang sama juga ditemukan di kawah lain bernama Oxo. Materi biru
misterius ini berhasil diidentifikasi menggunakan Dawn, pesawat antariksa yang ditugaskan untuk mengorbit Ceres.
Di saat pagi hari ketika matahari menyinari permukaan ceres, kristal es yang mengandung garam ini seakan menghasilkan kabut berwarna biru terang setinggi beberapa ratus meter di daerah sekitar kawah.
Seiring waktu berjalan cahayanya terlihat memudar ketika senja dan akan kembali muncul pada hari berikutnya. Kabut ini diperkirakan merupakan es dari endapan kristal yang mengungkap ketika disinari cahaya matahari.
Sampai saat ini, ilmuwan masih bertanya-tanya asal materi biru misterius ini. Materi yang mengandung amonia ini sebelumnya ditemukan di Charon, bulan terbesar Pluto; Orcus, salah satu objek yang terletak di sabuk Kuliper; serta Miranda, bulan paling dalam Uranus.
“Pertanyaannya adalah dari manakah asal amonia ini? Mungkin saja berasal
dari luar sistem tata surya dan bercampur dengan sabuk asteroid
sehingga tersebar luas. Atau mungkin Ceres mendapatkannya di dalam sabuk
asteroid itu sendiri,” ungkap William McKinnon dari Washington
University.
Post a Comment