Padahal, pada 1970-an, belum ada orang yang memiliki keingintahuan tentang benar atau tidaknya risiko serangan jantung yang timbul akibat mengonsumsi telur. Atau dengan kata lain belum ada yang terlalu ingin bergaya hidup sehat.
Melansir laman Independent, Harry Balzer, seorang analis produk baru mengatakan hal yang cukup mengejutkan kepada pembelanja makanan di Amerika.
Padahal dokter dan ilmu gizi selalu menyarankan kita untuk selalu makan ‘makanan sehat’ melalui majalah, koran, atau media lainnya. Kita pun setuju bahwa sayuran dan buah-buahan itu ‘sehat’, sementara makanan siap saji, ‘tidak sehat’.
Namun, sebenarnya sayuran dan buah itu tidak ‘sehat’, melainkan bernutrisi. Saat sayuran disajikan dengan baik, itu menjadi makanan yang enak namun, tetap tidak menjadikannya makanan ‘sehat, melainkan bernutrisi tinggi.
Perlu disadari bahwa yang sebenarnya terjadi adalah kubis mengemas nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh kita. Jadi, pemaknaan kata lah yang tampaknya menjadi masalah dalam hal ini.
Intinya adalah selama ini kita salah kaprah karena menganggap kita telah memakan makanan sehat. Padahal, makanan itu tidak sehat. Tapi, makanan itu bernutrisi dan dapat membuat tubuh kita sehat.
Permainan kata-kata tampaknya menjadi hal penting saat ini. Jadi, mulai sekarang cobalah untuk mengonsumsi makanan bernutrisi, bukan makanan ‘sehat’. Karena pada dasarnya segala yang sudah menjadi makanan itu tidak ‘sehat’.
Post a Comment