0

Mencegah intimidasi di masa kecil berarti menekan kebutuhan pengobatan masalah kejiwaan di masa dewasa muda, berdasarkan studi terbaru yang diikuti oleh lebih dari 5000 anak di Finlandia, seperti yang dilaporkan oleh Reuters.

Para peneliti menemukan, diintimidasi terus-menerus pada usia 8 tahun, atau mendapat perilaku intimidasi dan menjadi pengintimidasi atau pengganggu, keduanya berhubungan dengan risiko masalah kejiwaan yang memerlukan pengobatan saat dewasa muda.

Berdasarkan National Bullying Prevention Center, di Amerika Serikat, satu dari empat siswa melaporkan diintimidasi selama masa sekolah.

Sourander dan rekan penelitiannya menulis dalam JAMA Psychiaty, semakin meningkatnya bukti yang menunjukkan masalah kesehatan dan menjadi yang diintimidasi.

Peneliti menggunakan data yang terkumpul pada 1989 dari sekitar 5.034 partisipan berusia delapan tahun yang menjawab jajak pendapat tentang perilaku mengintimidasi (bullying). Orang tua dan guru juga melaporkan apakah mereka mendapat perlakuan diintimidasi atau mengintimidasi orang lain.

Secara keseluruhan, sekitar 90% anak-anak tidak mendapatkan pengalaman kedua sisi, diintimindasi atau mengintimidasi. 3% lainnya adalah pengganggu, dan 5% diintimidasi, dan 2% diintimidasi sekaligus mengintimidasi.

 Para peneliti kemudian menganalisis informasi kesehatan dari pusat data kesehatan nasional tentang anak-anak yang sama ketika mereka berusia antara 16 sampai 29 tahun. Itu dilakukan untuk melihat apakah mereka menerima pengobatan gangguan kejiwaan, misalnya skizofrenia, depresi, kecemasan, atau penyalahgunaan obat.

Para peneliti mencatat, kebanyakan pengganggu atau pengintimidasi dalam penelitian ini adalah anak laki-laki, dan sebelumnya memiliki gejala kejiwaan pada usia delapan tahun. Menjadi pengganggu secara khusus terkait dengan masalah kejiwaan di kemudian hari jika sudah ada gejala-gejala gangguan di masa kecil.

Menjadi penganggu, tim penelitian mengatakan, merupakan tanda bahaya bahwa anak membutuhkan campur tangan untuk mencegah dan memperbaiki efek gangguan kejiwaan di kemudian hari.

Post a Comment

 
Top