0

Setiap orang memiliki preferensi kesukaan tingkat kematangan steak sendiri-sendiri. Anda yang senang mengonsumsi dengan tingkat kematangan well-done,medium well, medium, medium rare, sampai rare.

Tapi ternyata, tak semua cara memakan steak itu aman. Chef Nugraha Teuh Ginting, dari restoran House of Grill mengatakan, tingkat kematangan yang aman untuk konsumsi steak adalah medium sampai well-done. 

 "Menurut standar internasional, lebih baik makan steak medium ke atas jangan medium ke bawah untuk menghindari kontaminasi bakteri," kata Teguh

Ketika memasak daging dengan tingkat kematangan medium ke bawah, yakni medium rare dan rare, temperatur yang digunakan untuk memanggang tak cukup untuk mematikan bakteri jahat dalam daging, salah satunya E.Coli.

Temperatur yang digunakan untuk memasak steak dengan kematangan rare sampai medium rare hanya 50-55 derajat celcius. Akibatnya, jika ada orang yang emmiliki pencernaan sensitif, bisa jadi akan membuat mereka jadi sakit perut.

Teguh mengungkapkan, steak dengan kematangan medium yang dimasak pada temperatur 60 derajat celcius dinilai lebih aman. Temperatur memasak itu cukup untuk membunuh bakteri berbahaya. Hanya saja, tetap masih ada bakteri yang bertahan.

"Itulah mengapa dikatakan mengolah daging itu susah. Makanya ketika mengolah daging standar higienisnya harus benar-benar diperhatikan," ujar Teguh.  

Untuk lama durasi memasak daging, Teguh mengatakan berbeda-beda waktunya, tergantung dengan ketebalan daging. Semakin tebal maka akan semakin lama.

Di sisi lain, faktor jenis daging rendah lemak seperti tenderloin juga memasaknya akan lebih lama. Sebab, kandungan lemak yang bisa membantu daging matang lebih cepat tidak ada. Berbeda dengan sirloin yang masing mengandung lemak, matangnya pun akan lebih cepat.

Teguh juga menambahkan, kandungan lemak ini mempengaruhi rasa daging. Semakin banyak lemak daging akan semakin gurih.

"Itulah kenapa tenderloin dibilang daging yang paling tidak ada rasanya karena tidak lemaknya. Tapi kalau tidak suka lemak, pilih tenderloin," kata Teguh.

Post a Comment

 
Top