0

Tim ilmuwan yang dipimpin Annelies Mortier, peneliti eksoplanet dari University of St. Andrews, Inggris ini berhasil menemukan sebuah bintang baru di antariksa. Bintang yang diberi nama HD175607 ini juga diketahui memiliki planet yang seukuran dengan Neptunus, di mana lokasinya berada pada 147 tahun cahaya dari Bumi.

Dengan menggunakan alat 'High Accuracy Radial Velocity Planet Searcher' atau yang dikenal dengan sebutan 'HARPS' ini ilmuwan berhasil menemukan bintang yang massanya sekitar 0,74 kali massa matahari.

Selain itu, bintang ini ternyata mengandung lebih sedikit materi logam dibandingkan dengan jenis bintang-bintang lain yang ada. Perbandingan kandungan besi pada hidrogen yang dimiliki bahkan hanya sekitar 23% dari yang ada pada matahari, sebagaimana dilaporkan dalam jurnal Astronomy & Astrophysics.

Meskipun sedikit kandungan logam, ternyata bintang ini masih mempunyai 'teman' di laur sana. Bintang ini ditemani oleh sebuah planet yang ukurannya hampir sama dengan dua pertiga berat Neptunus atau sekitar 7,88 hingga 10,08 kali berat Bumi. Planet ini memiliki orbit sepertiga orbit Merkurius, di mana setahun penuh di sana setara dengan 29 hari.

Menurut teori yang ada, untuk membentuk sebuah planet dibutuhkan elemen-elemen yang lebih berat, seperti hidrogen dan helium. Dalam bahasa astronomi, elemen ini disebut sebagai 'logam,' yang antara lain mengandung okesigen, silikon, dan karbon. Kadar kelogaman suatu bintang dapat memberi petunjuk terkait kandungan gas dan debu yang ada pada masa pembentukan awalnya.

Ahli astronomi biasanya mengukur kadar 'kelogaman' dalam suatu bintang berdasarkan rasio dari elemen berat terhadap hidrogen. Hal ini dapat dilihat dari panjang gelombang cahaya yang datang dari bintang dibandingkan dengan kandungan logam dari area di sekitar galaksi.


Ilmuwan secara umum juga mengira bintang-bintang dengan kadar logam tinggi biasanya mempunyai planet raksasa yang menemaninya. Namun, korelasi ini tidak sesuai dengan penemuan terbaru yang ada, di mana ada planet besar yang ditemukan berdampingan dengan bintang yang memiliki sedikit kadar logam.

Untuk itu, ilmuwan terus memantau kadar kelogaman bintang untuk melihat rendahnya rasio yang dimiliki hingga akhirnya nanti bintang sama sekali tidak 'ditemani' oleh planet.

Di sisi lain, penemuan planet 'berhati besar' yang masih mau menemani bintang 'miskin' logam ini ternyata menjadi kabar baik tersendiri bagi para ilmuwan.

Mengutip dari CNN. "Ini adalah berita bagus, dimana ditemukan bukti ada planet dengna massa lebih ringan ternyata ditemukan di dekat bintang dengan kadar logam rendah, sebagaimana data-data dari berbagai teknik terus dikumpulkan." kata Jarrett Johnsin, ilmuwan dari Los ANgeles National Laboratory yang mempelajari eksoplanet hubungannya dengan kandungan logam.

Penemuan ini juga memberikan petunjuk terkait proses dalam model pembentukan planet yang baru, di mana selama ini ilmuwan seperti Johnson berusaha mencari tahu berapa banyak 'komposisi' elemen berat yang dibutuhkan untuk membentuk planet dnegna sempurna.

Post a Comment

 
Top