Indonesia merupakan negara yang terkenal akan
keberagamannya pada berbagai sisi kehidupan, khususnya agama, suku, ras,
dan budaya. Hal tersebut pun berkaitan dengan adanya perbedaan fisik
pada tiap orang yang berasal dari wilayah berbeda.
Tak jarang, perbedaan ini justru menimbulkan pandangan negatif atau bahkan saling ejek. Hal ini bisa jadi masalah serius bila terjadi di kalangan anak-anak.
Usia anak-anak terbentuk sebagai orang yang punya nilai toleransi tinggi dalam keberagaman. Untuk itulah peran orangtua sangat dibutuhkan saat anak menghadapi masalah tersebut.
Tak jarang, perbedaan ini justru menimbulkan pandangan negatif atau bahkan saling ejek. Hal ini bisa jadi masalah serius bila terjadi di kalangan anak-anak.
Usia anak-anak terbentuk sebagai orang yang punya nilai toleransi tinggi dalam keberagaman. Untuk itulah peran orangtua sangat dibutuhkan saat anak menghadapi masalah tersebut.
Nathanael EJ Sumampouw, Psikolog dari Universitas Indonesia mencontohkan
di suatu daerah di Indonesia, sempat ada satu desa yang sengaja
memutarkan lagu-lagu anak berbau kebencian terhadap desa sebelahnya.
Tentu saja lagu tersebut dibuat dengan bahasa daerahnya. Kondisi ini
akan 'meracuni' pikiran anak-anak di daerah sana untuk melihat segala
yang berbeda dalam konotasi negatif.
Lalu bagaimana cara orangtua untuk mengajarkan indahnya perbedaan pada anak?
Sebagai orangtua, Anda harus mengetahui apa reaksi anak tentang orang yang berbeda dengannya, baik fisik, bahasa dan lainnya.
Lalu bagaimana cara orangtua untuk mengajarkan indahnya perbedaan pada anak?
Sebagai orangtua, Anda harus mengetahui apa reaksi anak tentang orang yang berbeda dengannya, baik fisik, bahasa dan lainnya.
Kalau ternyata mereka melihat sisi negatifnya, dan justru mencela atau
menertawakannya, orangtua harus memberikan penjelasan logis lainnya soal
hal ini. Katakan pada anak bahwa setiap orang memiliki potensi
masing-masing tanpa melihat latar belakang fisik atau perbedaan lainnya.
Jangan memperkeruh keadaan, orangtua tidak mewarisi kebencian, pandangan
negatif yang bias, dan tidak objektif kepada anaknya. Karena ke
depannya anak-anak akan bersosialisasi dengan orang atau siapapun dari
berbagai kelompok di kehidupannya.
Walau tiap keluarga memiliki nilai masing-masing yang ditanamkan,
perkembangan anak juga sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya.
Jadi, cobalah sebagai orang dewasa atau orangtua kenalkan anak-anak
dengan keberagaman, tanpa meninggalkan nilai yang telah ditanamkan dari
keluarga. Hal ini agar anak nantinya dapat hidup dan melakukan interaksi
yang lancar di lingkungan heterogen.
Post a Comment